Senin, 19 November 2012

''10 KATA INSPIRASI UNTUK ANDA''

  1. Jadilah diri Anda sendiri, siapa lagi yang bisa melakukannya lebih baik ketimbang diri Anda sendiri. {Frank J. Giblin}
  2. Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kita jatuh. {Confusius}
  3. KesempatanAnda untuk sukses di setiap kondisi selalu dapat diukur oleh seberapa besar kepercayaan Anda pada diri sendiri. {Robert Collier}
  4. Pikiran Anda bagaikan api yang perlu dinyalakan, bukan bejana yang menanti untuk diisi. {Dorothea Brande}
  5. Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka, Namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka. {Alexander Graham Bell}
  6. Takut akan kegagalan seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak mencoba sesuatu. Kepemimpinan Anda sendiri dan apa yang Anda lakukan. {Frederick Smith, Pendiri Federal Express}
  7. Satu-satunya yang bisa menghalangi kita adalah keyakinan yang salah dan sikap yang negatif. {Dr. Ernest Wong}
  8. Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah untuk menjadi manusia yang berguna. {Einstein}
  9. Kepengecutan yang paling besar adalah ketika kita membuktikan kekuatan kita kepada kelemahan orang lain. {Jacques Audiberti}
  10. Seorang intelektual adalah orang  yang pikirannya menjaga pikirannya sendiri. {Albert Camus}

"Rangga dan Putri Embun"

      Di dekat sebuah hutan hiduplah seorang pemuda miskin. Rangga namanya. Ia tinggal sendirian di rumah kayu peninggalan orang tuanya. Rumah itu sudah tua, banyak bagiannya yang berlubang. Bila hujan turun, air akan menggenang di dalamnya. Rangga tidak punya cukup uang untuk memperbaikinya. Meskipun tidak memiliki uang, Rangga tetap saja malas untuk bekerja. Waktunya banyak dihabiskan untuk tidur. Padahal, orang tuanya juga mewariskan sebidang kebun selain rumah itu. Karena didiamkan saja oleh Rangga, Kebun itu menjadi gersang dan tandus.
     Pada suatu malam, Rangga terbangun karena mendengar ada seorang wanita memanggil-manggil namanya. Rangga mengikuti arah sumber suara itu sampai ke hutan. Disana ia berjumpa dengan seorang gadis cantik, pakaiannya putih bagaikan seorang putri jelmaan peri. "Siapakah kau??Kaukah yang memanggilku??''tanya Rangga. ''Aku putri Embun, memang aku yang memanggilmu.''jawab Putri Embun sambil tersenyum.
     Rangga jatuh hati melihat senyuman sang Putri. Mereka berbincang-bincang sampai menjelang fajar. Putri Embun pun bersiap-siap untuk pergi. ''Aku harus pergi karena sebentar lagi matahari muncul. Bila terkena sinarnya tubuhku akan meleleh.''kata Putri Embun.''Bisakah kita bertemu lagi besok malam dikebunku??''tanya Rangga berharap.
''Aku tidak bisa karena kebunmu gersang dan panas. Tubuhku tidak bisa berada di tempat seperti itu. Tanamilah kebunmu itu agar aku bisa datang kesana.''jawab Putri.
     Esok harinya Rangga mulai mencangkul dan menanami kebunnya dengan buah-buahan dan sayuran. Rangga rajin merawat kebunnya agar tanamannya tetap rimbun dan sejuk seperti keinginan Putri Embun. Sekarang Putri Embun sudah bisa datang ke kebun Rangga. Mereka berbincang-bincang pada malam hari sampai menjelang fajar. Siangnya Rangga bekerja di kebunnya.
     Pada suatu malam Rangga tertidur sangat pulas. Ia lelah bekerja seharian. Putri Embun memanggilnya berulang-ulang, tetapi Rangga tidak mendengar. Putri tidak dapat masuk karena ada sinar dan panas lampu di dalam rumah. Sampai menjelang pagi Putri terus menerus memanggil Rangga. Putri terlambat menyadari bahwa matahari telah terbit. Putri Embun menangis karena perlahan-lahan tubuhnya meleleh.
     Ketika bangun tidur, Rangga kaget mendapati bahwa hari sudah terang. Cepat ia pergi ke kebunnya. ''Putri Embun!''serunya. Namun, Putri Embun telah tiada. Samar terdengar suara Putri Embun:"Rangga, kau tidak bisa melihat wujudku semula. Tubuhku telah meleleh. Tapi butiran tubuhku akan dapat kau temui setiap pagi disini. Rawatlah kebun ini dengan baik.''pesan Putri Embun  tuk yang terakhir kalinya.
     Rangga menatap butiran air di dedaunan. Ia mengulurkan tangan mencoba Meraihnya. Rangga sangat sedih. Namun ia berjanji akan melaksanakan pesan Putri Embun. Kini ia telah menjadi pemuda yang rajin. Ia memperolah uang banyak dari hasil kebunnya.